Jumat, 04 Oktober 2013

Cerpen

Assalamualaikum wr wb



Kali ini gue mau mencoba posting sebuah cerpen yang sebelumnya sudah gue tulis di buku kumpulan cerpen gue.

Let's read this...


Rindu dari Sebuah Kebiasaan


Jam arloji unik milik Wina sudah menunjukkan pukul tujuh tepat sewaktu ia selesai membayar tiket bus Transjakarta yang akan mengantarnya menuju tempat bekerja. Untung lah masih kebagian tiket dua ribu rupiah, bisa menghemat uang transport. Maklum, bagi seorang anak yang hidup jauh dari orang tua, Wina harus membagi setiap kebutuhannya sesuai gaji yang ia dapat tiap bulan agar cukup sampai ia mendapat gaji bulan depan.
Biasanya jam segini masih banyak bus yang kosong dan mudah-mudahan Wina beruntung mendapat kursi karena berniat untuk tidur selama perjalanannya menuju kantor.

Wina sudah gelisah ketika melihat jam arlojinya kembali yang sudah mendekati angka 8. Sudah setengah jam lebih Wina menunggu bus yang kosong tapi belum ada yang lewat. Ada sih beberapa bus yang lewat tapi selalu penuh dan mau tidak mau kali ini ia harus naik, sepenuh apapun keadaannya. Dan ketika bus lewat dan sudah pasti penuh, Wina pun naik dan berdiri di deket pintu masuk, dekat dengan on board.

"Tumben Mas, busway arah Lebak Bulus penuh terus dari pagi?" tanya Wina penasaran sekaligus kesal karena niat tidurnya tidak  bisa terlaksana dan berujung harus desak-desakan dengan penumpang lainnya.
"Iya, maaf Mba. Tadi ada kecelakaan di daerah Harmoni jadi jalur yang menuju Lebak bulus terhambat" ujar on board itu ramah
"Oh gitu, okelah"

Untuk sekali ini bisa di maafkan bagi Wina tapi ia tidak terima ketika sudah terdengar adzan magrib, bus Transjakarta yang akan mengantarnya pulang kerja belum muncul-muncul juga. Wina gelisah karena seharian banyak sekali kerjaan yang harus ia selesaikan di tambah sampai jam segini satupun busway belum ada yang nongol padahal sudah menunggu dari jam lima sore.

"Ehh Mba yang tadi pagi, ya?"ujar on board itu lagi sewaktu Wina memasuki bus.
"Oh ini Mas yang tadi ya? Kali ini mau alasan apa lagi bisa telat sampai jam segini baru ada yang nongol. Udah satu jam nih Mas saya nunggu." ujar Wina kesal.
"Maaf Mba, kalau kali ini murni karena macet. Jadi yang arah ke sini telat semua deh armadanya." Ujar on board itu tetap menunjukkan keramahannya.
"Ahh, klise Mas" ujar Wina berlalu dan duduk di salah satu bangku yang masih kosong di area khusus wanita.
Busway pun langsung penuh dan ada juga beberapa orang yang rela berdiri karena pasti mereka semua ingin menuju tempat masing-masing dengan segera.

Baru saja Wina ingin memejamkan mata ketika bus berhenti di halte Pondok Indah dan seorang ibu yang sedang hamil masuk. On board itu langsung meminta kepada para penumpangnya untuk bersedia memberi tempat duduk dan karena Wina yang paling dekat dengan Ibu hamil tersebut dengan cekatan Wina pun bangun dari duduknya dengan di terimanya ucapan terima kasih dari Ibu itu dan juga sang on board.
Gagal lagi niat Wina untuk bisa menikmati waktu tidurnya tapi ia juga akan menjadi orang yang gagal yang tidak perduli terhadap orang di sekitarnya jika ia meneruskan untuk tidur. "Apa salahnya memberi tempat duduk untuk si Ibu hamil, toh tidak akan membuat gue mati walaupun harus berdiri sepanjang perjalanan di bus" batin Wina.

Selama perjalanan dia tetap bisa menghilangkan kebosanan dengan si on board itu. Membicarakan perjalanan, keadaan bus Transjakarta yang makin hari sangat memprihatinkan, pintu yang sering macet, AC yang tidak kerasa sampai bisa terkena tetesan hujan walaupun ada di dalam bus. Ehh, bukan hujan tapi tetesan air AC yang bocor.
"Turun di halte mana, Mba?" tanya on board
"Kebun Jeruk, Mas" jawab Wina santai
"Lho tadi pagi di Duri Kepa kayaknya, kok beda?" tanya sang on board lagi
"Mas merhatiin aja ni, haha.. Iya kalo berangkat saya dari sana tapi kalo pulangnya saya turun di halte Kebun Jeruk" canda Wina yang lumayan membuat sang on board salting.
"Hahaha gitu toh." ketawa paksa untuk menutupi rasa malunya meluncur dari mulut on board. Kaget juga di sangka begitu.
"Ya sudah saya duluan ya, Mas. Terima kasih" ujar Wina sewaktu bus sudah berhenti di halte yang Wina tuju.

Begitulah keseharian Wina yang harus bolak-balik menggunakan jasa bus Transjakarta untuk mengantarnya ke tempat bekerja. Wina pun sampai hafal dengan beberapa on board yang sering ia temui. Dari yang mukanya jutek, ramah, cewek cantik, cowok ganteng sampai yang berlogat khas Jawa pernah ia temui dan yang paling sering sih ketemu on board yang ramah ini.

Ada orang bilang kalau sering ketemu dan ngobrol akan menjadi kebiasaan yang menyenangkan sekaligus ada rasa rindu apalagi dengan lawan bicara yang ramah. Sama seperti Wina yang belakangan sudah tidak pernah bertemu si on board itu yang dia juga masih belum tahu siapa namanya dan tidak pernah engeh untuh melihat nama yang ada di seragamnya sewaktu mengobrol. Kini dia merasakan ada yang beda, biasanya dia selalu senang walaupun berada di dalam bus yang penuh tapi dengan adanya on board itu dia bisa berbincang untuk mengusir kebosanan. Sekarang dia merasa suntuk dan jenuh berada lama-lama di dalam bus yang penuh dengan orang dan harus ketemu dengan beberapa on board yang ganteng tapi jutek, cantik tapi judes. Wina rindu saat-saat berbincang dan mengkritik keadaan bus saat ini dan di jawab selalu dengan kata maaf.

Setiap Wina berharap ada on board itu pada saat menaiki bus, setiap itu pula dia selalu gagal menemukan sosok itu. Memang kadang suatu keinginan yang sangat di inginkan untuk bertemu malah selalu gagal tapi sebaliknya di saat kita tidak menginginkan atau tidak ada di fikiran untuk bertemu malah orang itu muncul tiba-tiba. Kadang membuat salah tingkah juga.

"Eh, si Mas.. kemana aja?" Wina menegor dengan kata-kata yang bisa di verbalkan sebagai rasa kerinduan sudah lama tidak bertemu.
"Mba nya kangen, ya?hehe" jawab si on board
Kyaaa... ketebak deh perasaan Wina oleh sang on board. Wina pun malu dan langsung membalasnya.
"Wah pede nih, Mas. Cuma emang bener kan udah jarang ketemu?" entah kalimat ini cocok atau tidak untuk menutupi rasa malunya tapi sudah terlanjur meluncur dari mulutnya.
"Iya, Mba. Lagi gak pas mungkin waktunya" jawab si on board santai

Percakapan itu berlanjut sepanjang jalan yang mengantar Wina menuju tujuan pemberhentiannya karena bus Transjakarta sedang penuh, ya seperti biasa Wina berdiri di dekat pintu keluar bus.

Terkadang apa yang kita inginkan memang tidak selalu tepat kenyataannya tapi suatu saat juga akan tiba waktunya dengan indah.
Bahkan dalam waktu yang tidak pernah terduga :')
  
The end


Yups, segitu dulu deh cerpen yang bisa gue share di sini, lain waktu bakalan gue posting dengan cerita yang lebih menarik lagi.
Thanks udah nyempetin baca dan jangan lupa komen yaa ;)

"Sering itu bisa menjadi sebuah kebiasaan dan setiap kebiasaan biasanya tercipta kerinduan"


Wassalamualaikum wr wb 

 

Rabu, 02 Oktober 2013

Today... One Years Ago

Assalamualaikum wr wb


Kali ini gue mau berbagi cerita setahun yang lalu. Dimana pada hari ini gue masuk rumah sakit untuk ke dua kalinya di Jawa karena penyakit gue yang belum bisa makan ataupun minum lewat tenggorokan seperti biasanya. Kalopun masuk pasti di keluarkan lagi. Entah apa yang menghalangi di leher gue waktu itu :(

Sebelum di rumah sakit ini gue juga mendapat perawatan di rumah sakit yang jaraknya cukup dekat dari rumah. Tapi di situ tidak ada perkembangan apa-apa malah kalau gue fikir terkesan gue di cuekin sebagai pasien di situ. Cuma bertahan tiga hari di rumah sakit yang pertama tapi dengan gue yang masih mengeluarkan dar*h dari dalam mulut yang sebelumnya sewaktu masih di rumah dari mulut gue mengeluarkan n*nah yang entah rasanya seperti apa. Yang pasti rasanya ga enak dan maaf kalau membuat kalian jijik tapi inilah gue cerita yang sebenarnya.

Semua sakit yang gue anggep aneh ini berawal dari sakit gigi yang gue rasain. You know lah ga enaknya sakit gigi kaya apa dan gue pun memutuskan untuk ke klinik gigi deket rumah di Jakarta. Setelah gue dapet obat dan gue minum sepertinya gue terkena alergi atau apalah itu gue juga gak ngerti yang ngebuat leher gue bengkak dan susah untuk menelan makanan. Minuman pun hanya sanggup gue minum sedikit. Dan gue inget banget sewaktu gue sakit itu temen-temen terbaik gue bersedia untuk nemenin gue di rumah sebelum Papah dateng untuk membawa gue ke Jawa. Mereka yang bahkan buatin bubur untuk gue makan, ngebeliin obat dan jus alpukat karna bener-bener gak ada nafsu makan waktu itu. Mereka teman terbaik gue yang ada di saat gue benar-benar butuh mereka. Terima kasih kawan, Biah, Kristin, Nila, Hanifah dan semuanya yang udah jenguk gue waktu itu.
Akhirnya gue pun di bawa oleh Papah ke Jawa, Alhamdulillah badan gue masih sanggup untuk menempuh perjalanan yang lumayan lama itu dengan kondisi badan yang bersuhu panas gue mencoba berdzikir sepanjang jalan supaya gue di kasih kekuatan sampai di rumah.

Dari rumah sakit pertama yang gue cuma mendapatkan pemeriksaan gigi dan gak ada hasilnya, keluarga gue memutuskan untuk gue pindah rumah sakit dan tibalah gue di rumah sakit kedua, hari ini. Yak, tepat setahun yang lalu gue masuk rumah sakit kedua dan ini rumah sakit baru. Lima hari gue mendapat perawatan di sana dan selama itu gak pernah sehari pun gue di tinggal sama Mamah. Beliau yang setia menemani gue selama di rumah sakit. Di sini gue lagi-lagi di cek bagian mulut dan juga di USG di bagian leher (ini gue juga gak ngerti namanya USG atau bukan kalo di daerah leher) dan di ambil darah di bagian leher juga supaya memastikan ada apa di dalam leher atau tenggorokan gue sampai gak menerima makanan ataupun minuman dan hasilnya tidak ada apa-apa alias baik-baik saja. Cukup mengherankan buat gue apalagi keluarga gue.
Di rumah sakit ini gue hanya di beri obat yang harus gue minum dan entah kenapa padahal gue gak bisa makan dan minum malah di kasih obat tablet yang lumayan gede bentuknya -____-
Sudah bisa di pastikan gue gak bisa menelan obat itu.

Tak kunjung ada perubahan gue pun di bawa pulang oleh keluarga gue dan beralih ke pengobatan alternatif dengan bekal informasi dari salah satu kerabat Agus dan keluarga pun mencoba membawa gue pergi ke sana dan apa yang gue dapat malah cerita serem kalo gue kena "sesuatu" di kantor yang ga jauh dari kantor gue dia tahu ada pohon bambu dan katanya gue kena sewaktu di dalam toilet. Merinding seketika gue denger cerita itu tapi yaa percaya ga percaya sih. Dan apa yang gue dapet di situ?gue cuma di urut, emm di urut dan di suruh minum air yang udah di taro daun apa gitu, gue lupa dan sudah pasti rasanya ga enak dan gue cuma bisa minum sedikit. Aneh sih masa orang sakit di leher tapi malah di urut dan pas di bagian perut malah di kencengin, ga tau apa tuh perut gak ada isinya :(
Gue mencoba berfikir positif sih, semoga aja bisa menyembuhkan gue tapi ternyata belum juga. Masih belum bisa gue menelan dengan sempurna, kalopun masuk itu pasti cuma sedikit. Gue juga heran kenapa bisa begitu tapi di saat sakit itu gue selalu memaksakan diri untuk sholat untuk meminta kesembuhan kepada Allah swt dan bersabar atas penyakit yang membuat gue kurus banget. Entah berapa angka timbangan gue saat itu yang jelas badan gue jelek banget kalau kata orang, tinggal tulang deh. Muka juga sayu dan gak ada tenaganya sampai pingsan dua kali gue di rumah setelah keluar dari kamar mandi.

Belum juga membaik, gue masih susah buat menelan makanan dan daripada badan gue makin kurus keluarga gue pun berinisiatif untuk kembali membawa gue ke rumah sakit selanjutnya yang letaknya jauh dari rumah, di kota Tegal. Di sini gue di rawat selama delapan hari dan ini klimaksnya pengembaraan gue di berbagai rumah sakit.
Alhamdulillah gue di sini dapet perawatan yang ahli di bidangnya, tapi Alhamdulillah juga di sini keluarga gue paling banyak mengeluarkan uang. Untuk ct-scan, rontgen dan berbagai macam obat dan susu juga jus cair yang masuk dari selang hidung gue dan bermuara ke dalam lambung.
Iya, gue cuma bisa minum cairan yang gue gak tau apa rasanya dan tau-tau gue udah ngerasain kenyang aja perutnya :(
Proses memasukkan selang dari dalam hidung pun berlangsung cepat, satu suster bertugas memegang dan menahan bahu gue dan satu suster lagi memasukkan selang yang sudah di ukur sebelumnya sesuai lubang hidung gue setelah gue dapet aba-aba untuk tarik nafas dan tahan dengan mata gue yang merem karena ga berani lihat gimana tuh selang bisa masuk lancar dari hidung ke lambung. Tau-tau gue di suruh buka mata dan selang itu sudah terpasang dengan baik. Emm, gak ngerti deh rasanya waktu itu. Susah di jelasinnya.

Hari berlalu seiring banyaknya cairan infus yang masuk ke dalam tubuh gue juga obat-obatan yang gue juga ga tahu udah sebanyak apa. Badan gue mulai membaik ukurannya karena sudah bisa minum susu dari hidung yang gue gak tau rasanya seenak apa. Gue pasrah menikmati itu semua, demi bisa masuk minuman untuk tenaga gue dan lama - kelamaan syukur Alhamdulillah gue bisa minum dari mulut sedikit demi sedikit dan melihat perkembangan itu orang tua gue terutama Mamah bahagia banget dan gue pun di kasih bubur halus untuk mencoba makan dari dalam mulut dan ternyata gue bisa :)
Dari situ di mulai deh makan bubur beserta lauknya tapi dengan keadaan selang masih di dalam hidung dan rasanya pas waktu menelan makanan itu kaya ada yang ngeganjel di dalem tenggorokan dan gue minta selang itu di cabut karena toh gue udah bisa makan dan minum dari mulut lagi. 
Proses pencabutan selang ini pun berlangsung sebentar dengan hanya satu suster saja yang menyuruh gue untuk menarik nafas dan menahan sebentar lalu gue melek dan susternya sudah memasukkan selang yang kata Papah panjangnya setengah meter ke dalam plastik. Sayangnya gue gak bisa foto itu selang cuma bisa denger cerita warna selangnya jadi coklat karena cairan selama ini yang gue minum dari situ berasal dari susu coklat.

Di saat gue udah bisa makan dan minum dari mulut malah kulit gue yang bermasalah. Muncul bintik-bintik merah dan itu gatalnya minta ampun cuma kata Bude gue itu karena hawa panas yang selama ini gue terima di rumah sakit karena ga kena sinar matahari dan katanya nanti akan sembuh dengan sendirinya. Mamah pun menyiasati dengan memberikan bedak pengurang rasa gatal di seluruh badan gue. Dan gue bisa pulang di hari kedelapan.
Sampai di rumah gue di sambut dengan beberapa sodara dan tetangga yang menanti dan penasaran wujud kurus gue seperti apa pada saat itu karena sebelumnya badan gue cenderung gemuk.

Permasalahannya hanya satu karena badan gue kurus dan ga ada tenaga alhasil kemana-mana gue mesti perlu bantuan orang lain, untuk memapah, membangunkan gue dari duduk karena waktu itu gue berasa lemes banget dengkul gue. Gak ada tenaga sama sekali, makanya yang lebih lama adalah proses pemulihan badan gue seperti semula sampai gue punya tenaga normal buat bisa kerja seperti biasanya. Alhasil gue gak masuk kerja selama tiga bulan lamanya, beruntung kantor masih memperbolehkan gue masuk kerja dan selama tiga bulan itu gue masih dapet gaji seperti biasanya.


 Di masa penyembuhan gue gak ada sedetikpun perhatian Mamah yang terlewatkan buat gue, Papah juga dan kedua adik gue yang setia menemani dan membantu dalam semua kebutuhan gue. Semua itu sangat berarti buat gue dan kerasa banget perhatian Mamah yang sampai sekarang pun masih gue rasain selepas gue sakit kemarin. Mamah begitu khawatir dan selalu mengingatkan gue buat gak makan sembarangan, lebih bisa menjaga kesehatan intinya.
Dan sekarang badan gue sudah kembali seperti semula sebelum sakit karena waktu selepas gue sembuh kemarin nafsu makan gue bener-bener meningkat, mungkin sebagai balas dendam juga karena gue sendiri geregetan kenapa ga bisa makan dan minum waktu itu. Tapi gue tetap bersyukur dengan apapun badan gue sekarang, yang terpenting gue sehat.

Hikmah yang gue ambil dari di berikannya penyakit kemarin adalah gue lebih bisa bersyukur atas apa yang udah Allah kasih, karena gue yakin setiap penyakit yang Allah kasih pasti untuk menghapus dosa-dosa kita (Insya Allah) dan menjadikan kita manusia yang pandai bersyukur dan lebih baik lagi.
Gue berusaha tetap positif atas penyakit itu bahwa mungkin dosa-dosa gue begitu banyak sebagai manusia dan mudah-mudahan gue bisa jadi manusia yang amanah.

Maaf guys, ceritanya panjang banget ya kali ini.
Gue cuma mau berbagi aja karena setiap apa yang terjadi di dunia ini semuanya sudah ada yang mengatur, tinggal bagaimana kita menyikapi hal itu dengan tetap berfikir positif dan tawakal kepada Nya.

Cee you, guys...



Wassalamualaikum wr wb
 

Rabu, 25 September 2013

Please Stop Smoking at Everywhere

Assalamualaikum wr wb


Sebelumnya gue mau minta maaf banget kalo ada yang gak suka sama postingan gue kali ini karena gue cuma mau mengutarakan apa yang gue rasain dan kalo ada manfaatnya silahkan di ambil, yang jelek-jeleknya di buang aja yaa :)


Dari judulnya aja kalian pasti udah pada tahu kalo kali ini gue bakalan ngebahas tentang rokok. Yap, gue emang salah satu dari sekian juta orang yang gak suka sama benda yang mengeluarkan asap ini. Karena apa? karena di keluarga gue semuanya free alias gak ada yang perokok sama sekali dan gue pun suatu saat pengen banget punya suami yang bukan perokok biar gue dan keluarga gue kelak sehat paru-parunya. 
Lho, kok jadi ngomong ke arah situ -____-


Back to topic, sebenernya gue juga bingung sama beberapa pendapat orang yang contohnya
 

"Gak keren loe kalo gak ngerokok"
"Ahh.. cemen loe, kaya cewek aja sama rokok aja takut"
"Ngerokok itu cool banget , man"

Plisss kasih tau gue di mana letak ke-cool-an seorang perokok? :s
Yang ada semua yang ada di badan dia pasti bau rokok, coba cium tangan seorang perokok, and see..


FYI, dulu bokap gue adalah perokok berat. Sehari bisa menghabiskan berbungkus rokok tapi Alhamdulillah sekarang bokap gue udah bebas dari benda yang amat gue benci itu. Beliau berhenti pun karena suatu alasan pernah tersedak sewaktu merokok yang sampai menimbulkan batuk-batuk juga karena protes ketiga anaknya termasuk gue yang selalu bilang "Tangan Papah bau rokok" setelah mencium punggung tangan beliau setiap harinya dan akhirnya dengan sedikit teguran itu bokap sadar dan sudah berhenti merokok sejak 9 tahun yang lalu. Dan malah sekarang bokap jadi benci banget kalo berada di antara para perokok dengan langsung mengambil sapu tangan untuk menutupi hidung dan mulutnya.
Jadilah keluarga besar gue yang dari keluarga nyokap terbebas dari rokok karena mulai dari anak almarhum Nenek dan Kakek gue juga menantunya gak ada yang merokok.
Emm.. kecuali cucu pertamanya yang gitu deh (read : bandel)
semoga aja gak ada yang mengikuti dan buat seorang kakak yang punya adik laki-laki seperti gue yang beranjak remaja jadi perhatian yang khusus karena gue gak mau sampe adik gue kenal sama hal-hal yang negatif terutama rokok.




So, c'mon guys sayangi badan loe. Oke gak terasa sekarang tapi nanti? siapa yang akan menjamin kesehatan loe kalo bukan diri loe sendiri. Udah pada tahu kan bahaya dari merokok, di setiap kemasannya pasti selalu ada dan masih mau membahayakan paru-paru dan orang di sekitar loe? terus kenapa masih di lakuin?
Kebiasaan kita sih memang dari dulu, belom akan berhenti kalau belom terjadi sesuatu.
Intinya sih coba fikir lagi apa keuntungan dari merokok. Buat cowok apalagi yang udah berkeluarga, ayolah fikir lagi jangan cuma mentingin ego diri sendiri aja. Sampai kapan keluarga loe di kasih makan asap rokok terus?
terus buat yang cewek, kalian itu calon ibu guys. Sayang kalo rahim satu-satunya rusak cuma karena mikirin diri sendiri. Duuh, plis deh jangan.
Penyesalannya di akhir lho, kalo di awal namanya permulaan.

Merokok itu merugikan diri sendiri juga orang lain terus jadi boros juga pasti. Oke kalo loe kaya, banyak duit tapi gak cuma ke rokok aja kan loe bisa buang duit itu. Masih banyak hal lain yang lebih baik buat loe gunain rezeki yang udah Allah kasih, sedekah contohnya. Banyak tuh pelopor sedekah terpercaya sekarang kalo loe mau sedekah dalam jumlah besar tapi kalo mau belajar sedekah ya ke hal-hal yang di sekitar loe aja dulu. Coba buka mata, buka telinga siapa di sekitar loe yang membutuhkan bantuan.

Gue di sini bukan berniat menggurui atau mengajari teman-teman semua, cuma bermaksud mengingatkan saja. Kalau ada kata-kata yang kurang berkenan mohon berikan masukannya.

Oya ada satu hal yang buat gue bingung, kenapa rokok itu ada penjelasan resiko dari merokok tapi banyak banget produksinya. Mbok, kalo di larang ya gak usah di produksi toh yaa.. *jawanya keluar :D
Bagi yang bisa menjelaskan silahkan komentar di bawah ini, muat kok mau komentar sebanyak apapun juga :)

Akhir kata, gue cuma mau memberikan saran bahwa hidup itu banyak pilihan tapi manusia yang baik pasti akan memilih pilihan yang baik.

Okeh, see u next post
Dadaaahhhh...


Wassalamualaikum wr wb 


Ada Apa Di sana??

Assalamualaikum wr wb


 "Mba, lihat deh itu di depan sana ada apaan ya?" sambil menirukan gaya hormat di atas kening
"Ada apa sih? gak ada apa-apa kok de" mengacuhkan dengan mimik melongo
"Ihh... itu ada Mba, coba di liat lagi"
"Mba gak liat apa-apa kok de"
"Lihat lagi mba itu di depan ada apa"
"Dede bercanda ni... orang gak ada apa-apa juga"
"Mba gak percaya deh, masa dede boong.. beneran tau Mba, itu di liat ada apaan di depan?"
"Lha mba ga ngeliat apa-apa de, emang dede ngeliat apa?coba jelasin"
"Ahh mba, liat aja sendiri"
"Emm, jangan nakut-nakutin de, Ini malem-malem lho. Dede ngeliat apa sih?"

"Siapa yang nakutin Mba, coba deh di liat lagiitu apa?"
"Ohh.. ya Mba tahu, itu Mba Usie lagi mau foto kita de"



 hahahahahahahaha :)) 

PS : yang pake baju putih itu sepupu gue, anaknya Om dan yang pake kerudung itu ade gue Lely
hihihi piss yo lel :P


Wassalamualaikum wr wb


#PeopleAroundUs -nya @aMrazing day 15
Post ke -6

 

Senin, 23 September 2013

Learn at Anything Else

Assalamualaikum wr wb





Seketika rindu merasuk kalbu, sepinya di sekitar dan dengan suasana seperti ini rasanya cocok sekali untuk bercengkrama sambil makan cemilan dan minum teh bersama keluarga pastinya. Ahh, dia datang lagi, sebuah kerinduan yang selalu dan selalu datang tanpa di minta dan tak kenal waktu ini.
Yak, gue kangen keluarga.  Kangen Mamah terutama yang terampil membuat cemilan penghilang rasa bosan untuk anak-anaknya, yang selalu tak kenal lelah memberi nasehat yang terbaik, yang selalu di rindukan seberapapun lamanya kalau sedang tidak di rumah, yang selalu memanjakan gue, walaupun sebagai anak pertama. Sudahlah, rindu ini tidak akan habis termakan zaman selama gue masih jauh dari orang tua, rasa ini akan tetap ada sampai kapan pun.

*Sorry jadi curhat gini :(


Gue jadi teringat akan salah satu adzan yang di tayangkan di televisi swasta yang amat mengharukan buat gue dan bisa jadi pelajaran yang berharga bagi kita yang sudah sedikit melupakan jasa orang tua, terutama IBU.
Di situ di perlihatkan bahwa kasih sayang seorang ibu tidak akan termakan usia apalagi jarak.
Yang mencoba menghubungi anak tersayangnya yang sedang sibuk bekerja di  luar sana hanya demi  memenuhi rasa keingintahuan kabar dan menepis rindu kepada anaknya ini namun anaknya mengacuhkan panggilan telepon yang bertuliskan MAMAH dan melanjutkan urusan kerjanya yang sebenarnya tidak terlalu penting di banding kerinduan sang Ibu.
Anak itu pun tersadar hanya dengan melihat seorang bocah laki-laki yang menjajakan kesenian hasil tangannya sendiri dan membelinya yang ternyata uang yang di berikannya kepada bocah itu adalah untuk membeli setangkai bunga mawar. Anak itu pun mengikuti kemana bocah itu pergi dan sampai lah ke tempat pemakaman dan apa yang di liat benar-benar membuat air mata gue menetes kala itu, gimana enggak anak sekecil itu rela berusaha untuk membanggakan ibunya walaupun beliau sudah tidak tinggal di dunia ini tapi bocah itu tetap rutin mengunjungi makam ibunya dan kali itu meletakkan buku gambar yang bertuliskan “Selamat Ulang Tahun Ibu” beserta bunga mawar yang di belinya tadi. Air mata gue berurai, Sedih tapi bangga akan usaha bocah tersebut.
Anak itu pun tersadar dan langsung mendial nomor ibunya tapi tidak ada jawaban. Berkali- kali mencoba namun gagal, lalu dia memutuskan untuk melajukan mobilnya menuju rumah ibunya yang sepertinya berada di sebuah kota yang tidak jauh dari Jakarta.
Ibunya yang sedang membersihkan mainan anaknya sewaktu kecil sambil membayangkan anak itu bermain seketika kaget melihat anak yang di rindukannya ada di hadapannya sekarang. Rindu pun sembuh dengan kehadiran anak yang amat di cintainya itu. Anak itu pun duduk bersimpuh mencium punggung tangan Ibunya dan meminta maaf. Di sini air mata gue kembali menetes.

Gue jadi semakin di ingatkan bahwa sesibuk apapun seorang anak harus selalu memberi waktu untuk mengabarkan ke orang tua walaupun hanya dengan sebuah pesan singkat di telepon. Dan gue berjanji mulai hari ini akan terus memberi kabar ke orang tua supaya tidak khawatir dan sekaligus melepaskan rindu yang tidak terucap dari mulut beliau.

Ingatlah kawan, kalian di besarkan oleh orang tua sejak kecil jadi tidak sepantasnya kalian mengacuhkan kedua orang tua dengan apapun kesibukan kalian. Sesungguhnya mereka pasti sangat merindukan dan menunggu kabar di manapun kalian berada.
Dan berjanjilah sampai kapanpun kalian akan selalu menjaga orang tua kalian.
Okeh this is end of post, kapan- kapan akan gue sambung dengan postingan yang lain.
Semoga bermanfaat kawan...



Wassalamualaikum wr wb